Tuesday, October 7, 2014

Klasifikasi Berdasarkan Wujud Fisik

1. Produk Nyata (Tangible)

a). Lokasi
       Lokasi yang dibutuhkan oleh wisatawan adalah lokasi yang strategis dan memiliki nilai-nilai ekonomis yang tinggi, seperti lokasi yang dekat dengan Bandara, stasiun kereta api, pelabuhan, pusat bisnis, atraksi  wisata sehingga memberikan kemudahan tamu untuk mengakses aktivitas lain diluar hotel.

b). Fasilitas
       Fasilitas adalah penyediaan perlengkapan phisik yang dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan tamu serta dapat mempermudah tamu melaksanakan aktivitas selama tinggal di hotel.Fasilitas itu dapat berupa :
      -   Kamar beserta perlengkapannya seperti AC, Minibar,Hair dryer, Hot and Cold Water,etc.
      -   Kamar untuk orang cacat/disable room.
     -    Kolam Renang
     -    Pusat Kebugaran
    -     ETC.


2. Produk Tidak Nyata (Intagible)
        Produk tidak nyata adalah segala sesuatu yang berkaitan pelayanan dan pembentukan citra suatu produk dan hotel.
- Pelayanan
Jenis Akomodasi Berdasarkan Aspek Bentuk Bangunan

1. Pondok Wisata 
         Merupakan suatu usaha perseorangan dengan mempergunakan sebagian dari rumah tinggalnya untuk inapan bagi setiap orang dengan perhitungan pembayaran harian.

2. Cottage
       Suatu bentuk bangunan yang diergunakan untuk usaha pelayanan akomodasi dengan fasilitas-fasilitas tambahan lainnya.Fasilitas tambahan yang dimaksud bisa berupa pinjaman sepeda secara gratis, atau fasilitas dayung apabila cottage terletak di tepi danau.

3. Motel (Motor Hotel)
          Suatu bentuk bangunan yang digunakan untuk usaha perhotelan dengan sarana tambahan adanya garasi disetiap kamarnya. Biasanya motel ini bertingkat 2, bagian atas sebagai kamar, dan bagian bawah berupa garasi mobil.
Klasifikasi Hotel Berdasarkan Kriteria Jenis Tamu

Jenis-jenis tamu yang menginap disini artinya bahwa darimana asal usulnya mereka menginap dan latar belakangnya :

1. Family Hotel 
        Tamu yang menginap bersama keluarganya.
Klasifikasi Hotel Berdasarkan Faktor Lamanya Tamu Menginap

1. Transit Hotel
         Tamu yang menginap di hotel ini biasanya dalam waktu yang singkat, rata-rata satu malam.

2. Semi Residential Hotel
        Tamu yang menginap di hotel ini biasanya lebih dari satu malam, tetapi jangka waktu menginap tetap singkat, berkisar antara 1 minggu s/d 1 bulan.

3. Residential Hotel
              Tamu yang menginap di hotel ini cukup lama, paling sedikit 1 bulan.


Hotel Berdasarkan Maksud Kunjungan

1. Business Hotel
       Hotel yang tamunya sebagian besar berbisnis, disini biasanya menyediakan ruang-ruang meeting dan convensi.

2. Resort/Tourism Hotel
        Hotel yang kebanyakan tamunya adalah para wisatawan, baik domestik maupun manca negara.

3. Casino Hotel
         Hotel yang sebagian tempatnya berfungsi sebagai tempat untuk kegiatan berjudi.

4. Pilgrim Hotel
        Hotel yang sebagian tempatnya berfungsi sebagai fasilitas beribadah. Seperti hotel-hotel di Arab (pada saat musim haji) dan Lourdes di Perancis.

5. Cure Hotel
         Hotel yang tamu-tamunya adalah tamu yang sedang dalam proses pengobatan atau penyembuhan dari suatu penyakit.
Hotel Berdasarkan Area

1. Suburb Hotel
        Hotel yang berlokasi di pinggiran kota, yang merupakan kota satelit yaitu pertemuan antara dua kota Madya.

2. Airport Hotel
        Hotel yang berada dalam satu kompleks bangunan atau area pelabuhan udara atau sekitar Bandar Udara.

3. Urban Hotel
         Hotel yang berlokasi di pedesaan dan jauh dari kota besar atau hotel yang terletak di daerah perkotaan yang baru, yang tadinya masih berupa desa.
Hotel Berdasarkan Lokasi

1. City Hotel
       Hotel yang terletak di dalam kota, dimana sebagian besar tamunya yang menginap adalah memiliki kegiatan berbisnis.

2. Resort Hotel
         Hotel yang terletak di kawasan wisata, dimana sebagian besar tamunya tidak melakukan kegiatan bisnis, tetapi lebih banyak rekreasi.

Macam-Macam Resort Hotel ;
a).  Mountain Hotel (Hotel yang berada di pegunungan)


b).  Beach Hotel (Hotel yang berada di daerah pantai).


c). Lake Hotel (Hotel yang berada di pinggir danau).


d). Hill Hotel (Hotel yang berada di puncak bukit)


e). Forest Hotel (Hotel yang berada di kawasan hutan lindung)







Hotel Berdasarkan Ukuran

         Klasifikasi hotel berdasarkan ukurannya dapat ditentukan berdasarkan jumlah kamar yang ada. Ukuran hotel diklasifikasikan menjadi 3 bagian yaitu ;

1. Small Hotel
       Hotel kecil dengan jumlah kamar di bawah 150 kamar.

2. Medium Hotel
        Hotel dengan ukuran sedang, dimana dalam medium hotel ini dapat dikategorikan menjadi 2 yaitu ;
a). Average Hotel  :  Jumlah kamar antara 150 s/d 299 kamar.
b). Above Average Hotel  :  Jumlah kamar antara 300 s/d 600 kamar.

3. Large Hotel
        Hotel dengan klasifikasi sebagai hotel besar dengan jumlah kamar diatas 600 kamar.
HOTEL BERDASARKAN  PLAN

1. American Plan.
       Sistem perencanaan harga kamar dimana harga yang dibayarkan sudah termasuk harga kamar itu sendiri ditambah dengan harga makan (meals).

American Plan dibagi menjadi dua yaitu ;

    -  Full American Plan (FAP) 
Harga kamar sudah termasuk tiga kali makan (Pagi,Siang, dan Malam) 

    - Modified American Plan (MAP)
Harga kamar sudah termasuk dengan dua kali makan, dimana salah satu diantaranya harus makan pagi (breakfast), Seperti :
  • Kamar + Makan Pagi  + Makan Siang
  • Kamar + Makan Pagi + Makan malam
2. Contiental Plan/Bermuda Plan

       Perencanaan harga kamar dimana harga kamar tersebut sudah termasuk dengan kontinental breakfast.






3. European Plan

       Tamu yang menginap hanya membayar untuk kamar saja.
Keistimewaannya ;
a). Praktis, banyak digunakan oleh hotel-hotel
b). Memudahkan system billing (Pembayaran saat check out)





 

Hotel Berdasarkan Kelas

Tingkatan atau kelas Hotel dibedakan atas tanda bintang (*). Semakin banyak jumlah bintang, maka persyaratan fasilitas, dan pelayanan yang dituntut semakin banyak dan baik. Kriteria klasifikasi hotel berdasarkan bintang adalah sebagai berikut ;

a). Hotel Bintang 1 (*)
     Persyaratan ;
      - Jumlah Kamar Standar, minimum 15 kamar
      - Kamar mandi di dalam
      - Luas kamar standar, minimum 20M.

b). Hotel Bintang 2 (**)
     Persyaratan ;
        - Jumlah Kamar standar, minimum 20 kamar
        -  Kamar Suite minimum 1 kamar
        -  Kamar mandi di dalam
        -  Luas kamar standar, minimum 22M
       -   Luas Kamar suite, minimum 44M

c).  Hotel Bintang 3 (***)
      Persyaratan ;
      -  Jumlah Kamar standar, minimum 30 kamar
      -  Kamar suite minimum 2 kamar
      -  Kamar mandi di dalam
      -  Luas kamar standar, minimum 24M
      -  Luas kamar suite, minimum 48M

d).  Hotel Bintang 4 (****)
      Persyaratan ;
         - Jumlah kamar standar, minimum 50 kamar
         - Kamar suite minimum 3 kamar
         -  Kamar mandi di dalam
e).  Hotel Bintang 5 (*****)
      Persyaratan ;
         - Jumlah kamar standar, minimum 100 kamar
         -  Kamar suite minimum 4 kamar
         - Kamar mandi di dalam
         -  Luas kamar standar, minimum 26M
         -  Luas kamar suite, minimum 52M

       
Tipe-Tipe Hotel Berdasarkan Klasifikasi



1.    Berdasarkan Kelas ;
       - Hotel Melati
       - Hotel Bintang 1 (*)
       - Hotel Bintang 2 (**)
       - Hotel Bintang 3 (***)
       - Hotel Bintang 4 (****)
       - Hotel Bintang 5 (*****)

2.    Berdasarkan Plan
       - Full American Plan
       - Modified American Plan
       - Continental Plan
       - European Plan

3.    Berdasarkan Ukuran ;
       - Hotel Kecil / Small Hotel
       - Hotel Sedang / Medium Hotel
       - Hotel Besar  / Large Hotel

4.    Berdasarkan Lokasi ;
       - City Hotel
       - Resort Hotel

5.    Berdasarkan Area ;
       - Downtown Hotel
       - Suburb Hotel
       - Country Hotel
       - Airport Hotel
       - Motel
       - Inn

6.    Berdasarkan Maksud Kunjungan Tamu ;
       -  Business Hotel
       -  Tourism Hotel
       -   Sport Hotel
       -   Pilgrim Hotel
       -   Cure Hotel
       -   Casino Hotel

7.    Lamanya Tamu Menginap ;
       - Transit Hotel
       -  Semi Residential Hotel
       -  Residential Hotel

8.    Kriteria Jenis Tamu ;
       - Family Hotel

9.    Aspek Bentuk Bangunan ;
       -  Pondok Wisata
       -  Cottage
       -   Montel
10.  Wujud Fisik
       -   Produk Nyata (Tangibel)
       -    Produk Tidak Nyata (Intangible)


SEJARAH PERHOTELAN


Hotel mulai dikenal sejak permulaan abad masehi, dengan adanya usaha penyewaan kamar untuk orang yang melakukan perjalanan. Hotel sebagaimana jenis akomodasi lain berasal dari kata “Inn” yang dapat diartikan sebagai usaha menyewakan sebagian dari rumahnya kepada orang lain yang memerlukan kamar untuk menginap. Pada umumnya kamar yang disewakan dihuni oleh beberapa orang secara bersama-sama.

Pada mulanya inn, sering juga disebut dengan lodge yang hanya menyediakan tempat beristirahat bagi mereka yang melakukan perjalanan, karena sudah larut malam terpaksa tidak dapat melanjutkan perjalanannya. Kemudian peradaban semakin maju maka terdapat berbagai peningkatan dengan menambahkan fasilitas penyediaan bak air untuk mandi yang kemudian disusul dengan penyediaan makanan dan minuman walaupun masih dalam tahap yang sangat sederhana. Pada abad ke enam masehi, mulai diperkenalkan uang sebagai alat penukar yang sah, maka jenis usaha penginapan ini semakin berkembang dan mencapai puncaknya pada masa Revolusi Industri di Inggris pada tahun 1750 hingga tahun 1790 .

Revolusi ini mengakibatkan perubahan sistem perdagangan dan ekonomi dunia secara drastis dan menyeluruh, dengan ditemukannya mesin-mesin yang mengubah sistem produksi rumah tangga ke produksi pabrikan. Hal ini pula yang menyebabkan terdorongnya dunia usaha untuk berlomba-lomba untuk menjual hasil produksinya. Dampak dari situasi ini maka lebih banyak lagi orang melakukan perjalanan dari satu tempat ketempat lainnya. Walaupun pada jaman itu ketertiban dan kemanan belum sebaik dan setertib saat ini, hal tersebut ditandai dengan banyaknya perampokan dan penjagalan terhadap para pejalan kaki sehingga mereka memilih untuk beristirahat di penginapan yang dianggap dapat memberikan rasa aman kepada mereka yang bermalam, untuk keesokan harinya melanjutkan perjalanannya. Pada tahun 1129 telah tercatat adanya Inn di kota Canterburry, Inggris sedangkan di Amerika Serikat Inn tertua dibangun pada tahun 1607.

Pada tahun 1794 di kota New York dibangun sebuah hotel yang diberi nama City Hotel yang mempunyai kamar sebanyak 73 kamar. Walaupun pada awalnya dirasa janggal dengan dioperasikannya Hotel City tersebut namun akhirnya dengan cepat menjadi buah bibir yang pada gilirannya menjadi pusat kegiatan segala acara di kota tersebut. Selanjutnya disusul di kota Boston Amerika Serikat. Sedangkan pada tahun 1829 dibangun Hotel dengan nama”The Tremont House” yang kemudian oleh sebagian para ahli dianggap sebagai cikal bakalnya Perhotelan Modern. Hotel tersebutlah yang pertama kali memperkenalkan jenis-jenis kamar Single dan Double, yang pada setiap kamar dilengkapi kunci masing-masing, air minum di setiap kamar, pelayanan oleh Bellboy serta memperkenalkan masakan Perancis ke dunia perhotelan. Hotel inipun menjadi sangat terkenal dan menjadi tempat persinggahan yang sangat ramai. Yang terpenting mulai disadari bahwa Industri Hotel adalah industri penjualan jasa.
The Tremont House adalah Hotel yang pertama yang memberikan pendidikan dan menyeleksi karyawannya untuk lebih meningkatkan mutu dalam upaya memberikan pelayanan yang memuaskan kepada tamunya. Pada saat itu hotel belum menyediakan layanan kamar mandi dan pendingin atau penghangat untuk setiap kamarnya. Saat sekarang ini hal tersebut sudah menjadi suatu keharusan. Setelah 20 tahun beroperasi hotel ini kemudian ditutup untuk diperbarui. Tidak disangsikan lagi bahwa keberasilan the Tremont telah mendorong lahirnya hotel-hotel baru yang kemudian saling bersaing dalam meningkatkan mutu baik pelayanannya maupun fasilitas fasilitasnya
Macam-Macam Tempat Tidur Tamu


Fold away bed :
Tempat tidur ini juga bisa dilipat dan dapat di simpan ditempat penyimpanannya.
 
 



Macam-Macam Tempat Tidur Tamu


Murphy bed :
Sebuah tempat tidur yang bisa dilipat kedalam dinding, sehingga kamar meliki ruang lebih luas atau memiliki dwifungsi Sleeping room dan Living room.
Ukurannya : 90 cm x 190 cm.


Macam-Macam Tempat Tidur Tamu

Hide-away bed / Sofa bed :
Sofa yang bagian bawahnya merupakan tempat untuk menyembunyikan tempat tidur tambahan.
 
 
 
 
Macam-Macam Tempat Tidur Tamu


Studio Bed :
Hanya sofa yang bisa untuk tempat tidur.
Ukurannya : 90 cm x 190 cm.
 
 



Macam-Macam Tempat Tidur Tamu

Hollywood bed :
Twin bed yang disambung oleh satu headboard. Pengoperasian tempat tidur type ini mempersulit para Room Boy / Room Maid dalam Making Bed di sebuah hotel
 
 



Macam-Macam Tempat Tidur Tamu


Baby cot / Baby crib :
Tempat tidur anak-anak atau bayi.
Ukurannya : 70 cm x 120 cm.
 
 
Macam-Macam Tempat Tidur Tamu


Extra Bed / Roll Away Bed :
Tempat tidur tambahan yang bertujuan untuk menambah kekurangan tempat tidur. Contoh: untuk 3(tiga) orang tamu yang menginap di Double bedded room.
Ukurannya : 90 cm x 90 cm.
 
 
Macam-Macam Tempat Tidur Hotel Tamu


Twin double bed :
2(dua) tempat tidur untuk 4(empat) orang, kamar ini biasanya hanya ada di Familly Room.
Ukurannya : 2x (200 cm x 160 cm).
 
 

MACAM-MACAM TEMPAT TIDUR TAMU


Double Bed :
Tempat tidur untuk 2(dua) orang.
Ukurannya : 200 cm x 160 cm.
Jenisnya :  - Queen – Size bed. Ukurannya : 200 cm x 160 cm.
 
 
                               - King – Size bed. Ukurannya : 200 cm x 200 cm.
 
 
Macam-Macam  Tempat Tidur Tamu


Twin Bad :
Tempat tidur untuk 2 (Dua) orang tetapi terdiri dari 2(dua) tempat tidur (Single bed).
Ukurannya : @200 cm x 100 cm.
 
 
 
Macam-Macam Tempat Tidur Tamu

Single Bed :


Tempat tidur hanya untuk 1 (satu) orang.
 Ukurannya: 200 cm x 100 cm




 
Klasifikasi Hotel Berdasarkan Ukuran/Jumlah Kamar

a. Small hotel, jumlah kamar antara kurang dari 25 buah. 
b. Average hotels, jumlah kamar antara 25 – 100 buah   Above average hotels, jumlah kamar antara 100 – 300 buah.
d)    Large hotels, jumlah kamar lebih dari 300 buah.

MACAM-MACAM HOTEL TRANSIT


Macam-macam hotel transit menurut letak / lokasi antara lain:
- Hotel transit yang berlokasi dekat dengan bandar udara / airport, yaitu hotel transit yang melayani tamu-tamu yang melakukan perjalanan menggunakan transportasi / pengangkutan udara, baik sebelum maupun sesudah melakukan perjalanan.
- Hotel transit yang berlokasi di sekitar pelabuhan laut, yaitu hotel transit yang melayani tamu yang melakukan perjalanan menggunakan kapal laut ataupun sarana pengangkutan laut lainnya seperti kapal ferry, dan sebagainya.
- Hotel transit yang berlokasi di dekat terminal/stasiun, yaitu hotel transit yang melayani tamu yang melakukan perjalanan menggunakan angkutan darat, dimana hotel ini terletak tidak jauh dari lokasi terminal bus, maupun stasiun kereta api.



PERSYARATAN HOTEL TRANSIT

Motivasi utama para tamu / wisatawan yang menginap di hotel transit adalah untuk beristirahat melepas kepenatan setelah melakukan perjalanan atau sebelum melanjutkan perjalanan, beristirahat dapat berfungsi untuk mengembalikan kesegaran badan dan pikiran setelah perjalanan jauh, sambil bersiap untuk melanjutkan perjalanan ataupun melaksanakan aktivitas berikutnya.
Untuk itu suatu hotel transit dituntut untuk dapat memberikan pelayanan yang cepat, efektif dan efisien, sehingga para tamu dapat segera menempati kamarnya dan beristirahat, sebab para tamu pada umumnya tinggal dalam jangka waktu yang singkat pada sebuah hotel transit, disamping itu dituntut juga untuk dapat menciptakan suasana yang tenang untuk memberikan kenyamanan kepada para tamu. Biasanya pengunjung yang menginap di hotel transit menggunakan kesempatan tersebut untuk kegiatan membersihkan badan, baik itu mandi ataupun hanya sekedar cuci muka, kemudian kalau masih memungkinkan bisa tidur sejenak melepas lelah, karena biasanya setelah perjalanan jauh dan terus-menerus duduk, badan terasa capek sekali, padahal masih harus menempuh perjalanan berikutnya dalam tenggang waktu yang tidak terlalu lama. Terdapat pula fasilitas bagi para tamu untuk makan dan minum, ataupun untuk belanja beberapa kebutuhan sederhana untuk perjalanan selanjutnya, seperti makanan kecil, minuman ringan, obat-obatan, majalah dan lain sebagainya.
Sedangkan bagi para tamu yang menyewa kamar dalam waktu yang agak lama, maka biasanya waktu tersebut, selain digunakan untuk beristirahat, tidak jarang dimanfaatkan juga untuk jalan-jalan/sightseeing/tour di kota/tempat yang disinggahi tersebut, pada umumnya lokasi yang dikunjungi adalah tempat-tempat perbelanjaan, bisa untuk belanja barang-barang yang menarik, mencari souvenir/benda kenangan dari kota/tempat tersebut, atau hanya sekedar mencari buah tangan bagi relasi/keluarga. Selain pusat perbelanjaan, lokasi lainnya yaitu tempat-tempat hiburan, bangunan-bangunan penting/bersejarah, maupun lokasi menarik lainnya.
Maka yang harus diperhatikan dalam suatu hotel transit adalah sebagai berikut :
·         Sistem pelayanan dan operasionalnya dilakukan dengan cara cepat dan mudah.
·    Penataan dan pengaturan pola ruang secara efektif dan efisien, sehingga menghasilkan bangunan yang fungsional.
·        Mampu menciptakan suasana yang kondusif untuk memberikan ketenangan bagi para tamu untuk beristirahat
·         Memberikan jaminan terhadap  faktor keamanan, privat, nyaman dan bersih, sebagaimana layaknya standar sebuah hotel yang bagus dan layak untuk ditempati oleh para tamu.
·       Tersedianya fasilitas bagi pengunjung dalam mendapatkan sarana transportasi yang akan mereka gunakan untuk melanjutkan perjalanan, dalam hal ini bisa diwujudkan dengan keberadaan travel agent yang mempersiapkan segala keperluan untuk mengantar para tamu ke tempat tujuannya.
·         Menyediakan sarana  bagi tamu yang ingin melakukan kegiatan tour/sightseeing/jalan-jalan.
Pengertian Hotel Transit


Hotel transit adalah suatu bentuk akomodasi yang menampung atau menerima tamu yang transit (singgah sementara), dimana tamu hotel dapat menginap untuk semalam atau kurang.
 
 
 
 
Berdasarkan Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia


Klasifikasi hotel berdasarkan cara pengoperasiannya dibagi menjadi :
1)  Hotel internasional, bertaraf internasional, berdasarkan fasilitas, pelayanan dan perlengkapannya dengan standart internasional.
2) Hotel wisata, bertaraf nasional, fasilitas, perlengkapan dan pelayanannya memenuhi persyaratan untuk menampung para wisatawan dengan tarif lebih rendah dari pada hotel internasional.
3) Hotel biasa dan losmen, fasilitas lebih sederhana dengan mengutamakan akomodasi, fasilitas makan dan minum.
    Berdasarkan Surat Keputusan Dirjen Pariwisata No : 14/U/II/88
 
 
Klasifikasi hotel berdasarkan luas bangunan, perlengkapan ruang dan mutu, dekorasi dan pelayanan, penggolongan hotel dibagi menjadi 5 kelas :
1)    Kelas D
2)    Kelas C
3)    Kelas B
4)    Kelas A
5)    Kelas De-Lux
Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Perhubungan


Klasifikasi hotel berdasarkan fungsi dan susunan organisasinya:
1)    Residental hotels, menyediakan akomodasi untuk para pengunjung dalam jangka waktu yang agak lama, tetapi tidak bermaksud tinggal menetap.

2)  Transit hotels atau commersial hotels, menyediakan akomodasi dan fasilitas lainnya bagi pengunjung yang mengadakan perjalanan dalam jangka waktu relatif singkat. Umumnya terletak di kota-kota besar dan lokasinya berada di dekat stasiun atau transportasi terminal.

3) Resort hotels, menampung pengunjung yang sedang mengadakan liburan. Umumnya terletak di daerah peristirahatan atau tempat yang mempunyai alam atau pemandangan yang indah.
Berdasarkan Surat Keputusan Dirjen Pariwisata No. 14/U/II/88 tentang pelaksanaan ketentuan usaha dan penggolongan hotel


1)    Hotel bintang satu : minimal 15 kamar
2)    Hotel bintang dua : minimal 20 kamar
3)    Hotel bintang tiga : minimal 30 kamar
4)    Hotel bintang empat : minimal 50 kamar
5)    Hotel bintang lima : minimal 100 kamar
6)    Hotel bintang lima + diamond : hotel dengan kualitas lebih baik dari hotel bintang lima.
Surat Keputusan Menparpostel No. KN. 37/PW/304/MPPT-86, tanggal 7 Juni 1986.

Klasifikasi hotel berdasarkan lokasi :
1)    City hotel, hotel yang terletak di kota. Termasuk dalam hal ini adalah Residental Hotel, dan Transit Hotel atau Commersial Hotel.
2)  Resort hotel, hotel yang terletak di daerah peristirahatan atau tempat-tempat dengan alam atau pemandangan indah.
Berdasarkan Data Arsitek Jilid 1 oleh Ernest Neufert :


Klasifikasi hotel berdasarkan orientasi pemasarannya :
1)    Hotel di pusat kota, biasanya termasuk hotel mewah, hotel untuk komperensi / pertemuan-pertemuan besar dan hotel untuk para tamu kepariwisataan.
2)    Hotel untuk pemakai berkendaraan bermotor, hotel jenis ini pelayanan utamanya adalah peruntukan bagi para pengendara mobil atau sepeda motor, karenanya lokasi hotel hendaknya terletak di persimpangan jalan raya di pinggiran kota.
3) Hotel di lapangan udara, perencanaannya mirip dengan hotel jenis untuk pengendara mobil, perbedaannya hanya pada pelayanan pengadaan makanan untuk penumpang pesawat udara, sehingga diperlukan penerima tamu yang berjaga semalam suntuk dan jika mungkin juga pelayanan makanan semalam suntuk. Hotel jenis ini kadang-kadang juga dilengkapi dengan gedung pertemuan untuk melayani pertemuan-pertemuan besar, swasta maupun nasional.

4)  Hotel di daerah peristirahatan, terdapat baik di tepi pantai, di daerah pegunungan  atau di daerah sumber air panas. Biasanya direncanakan untuk melayani akomodasi pengunjung dalam rombongan paket wisata tertentu dengan penataan penerimaan tamu yang banyak pada masa liburan akhir pekan atau mereka yang berkunjung hanya semalam.

5) Motel, umumnya berada di jalan-jalan utama, biasanya di dekat kota besar, tempat-tempat yang sering dikunjungi atau lokasi-lokasi berlibur yang masih mudah dicapai. Restoran, pompa bensin dan bengkel reparasi ringan sebaiknya terdapat di sekitar lokasi, namun tidak perlu berhubungan langsung dengan motel tersebut, lokasi /           

6)  penempatan bangunan diatur agar tidak terganggu oleh lampu kendaraan di malam hari dan kebisingan lalu lintas.

7)  Hotel khusus untuk konvensi, mempunyai ciri antara lain fasilitas parkir yang sangat luas untuk menampung kegiatan konvensi. Sebuah hotel konvensi yang berkapasitas 400 kamar untuk suatu kegiatan konvensi dapat menampung lebih dari 800 orang pengunjung.

8) Kondominium (hunian berkelompok), jenis hotel ini dikembangkan dari pengikutsertaan pemilik hunian suatu kompleks perumahan mewah (biasanya terdiri atas ruang hunian biasa maupun mewah), baik yang dipergunakan sendiri atau disewakan ke orang lain, pengelolaan hotel ini dilakukan bersama-sama yang mencakup semua jenis pelayanan hotel.
Klasifikasi Hotel berdasarkan dengan peraturan pemerintah

a)    Grade system, klasifikasi hotel menurut tarifnya :
(1). Hotel ekonomi, hotel dengan tarif ekonomi
(2). Hotel medium, hotel dengan tarif menengah
(3)  .Hotel De-Luxe, hotel dengan tarif paling tinggi

b)    Star system, klasifikasi hotel menurut kelas bintang sebagai simbol kualitas :
(1). Hotel bintang lima
(2). Hotel bintang empat
(3). Hotel bintang tiga
(4). Hotel bintang dua
(5). Hotel bintang satu



Klasifikasi Hotel berdasarkan sistem operasional


a)    Franchised operation system
b)    Reveral operation system
c)    Chain hotel operating system



Klasifikasi Hotel Berdasarkan maksud kegitan selama tamu menginap


a)    Sport Hotel, yaitu hotel yang berada pada kompleks kegiatan olahraga. 
b)    Ski Hotel, yaitu hotel yang menyediakan area bermain ski. 
c)    Conference Hotel, yaitu hotel yang menyediakan fasilitas lengkap untuk konferensi. 
d)    Convention Hotel, yaitu hotel sebagai bagian dari komplek kegiatan konvensi. 
e)    Pilgrim Hotel, yaitu hotel yang sebagian tempatnya berfungsi sebagai fasilitas ibadah. 
f)     Casino Hotel, yaitu hotel yang sebagian tempatnya berfungsi untuk kegiatan berjudi.

Klasifikasi Berdasarkan Lokasi


a)    Resort hotels, hotel yang berada di daerah rekreasi atau peristirahatan 
b)    Mountain hotels, hotel yang berada di pegunungan 
c)    Beach hotels, hotel yang berada di pantai 
d)    City hotels, hotel yang berada di tengah kota
e)    Highway hotel, hotel yang berada di jalur highway
Klasifikasi Hotel Berdasarkan Lamanya Menginap



a)    Transient hotels yaitu hotel dengan lama tinggal tamu rata-rata semalam. 
b)    Semi resident hotels, yaitu hotel dengan lama tinggal tamu lebih dari satu hari tetapi tetap dalam jangka waktu pendek, berkisar dua minggu hingga satu bulan.
c)   Resident hotels, yaitu hotel dengan lama tinggal tamu cukup lama, berkisar paling sedikit satu bulan.


Klasifikasi Hotel berdasarkan jenis pengunjung


a)    Family hotels, hotel untuk tamu yang menginap bersama keluarga. 
b)    Business hotels, hotel untuk pengusaha. 
c) Tourist hotels, hotel untuk tamu yang menginap berupa wisatawan, baik domestik maupun luar negeri. 
d)    Transit hotels, hotel untuk tamu yang singgah dalam waktu singkat.
e)    Cure hotels, hotel untuk tamu yang menginap dalam proses pengobatan atau penyembuhan penyakit.
Klasifikasi Hotel Berdasarkan Plan


a)    Europen plan hotel, pengunjung hanya membayar tarif kamar saja.
b)    Continental plan hotel, tarif kamar termasuk tarif makan pagi
c)  Modifed American plan hotel, tarif kamar termasuk tarif 2 kali makan (jam dapat dipilih)
d)    Full American plan hotels, tarif kamar termasuk 3 kali makan.
ACQUISITION COST


Biaya perolehan atau Acqusition Cost adalah biaya yang dikeluarkan ketika kita membeli suatu asset (nilai buku awal yang dibukukan ketika kita membeli asset).
Kalau nilai dari asset yang berbentuk cash, biasanya dibukukan atau dinilai berdasarkan nilai cash sebenarnya, sedangkan untuk asset yang berbentuk fixed asset misalnya bangunan, tanah, alat-alat dan mesin, nilai yang dicantumkan dalam pembukuan adalah Nilai Perolehan atau Acquisition Cost-nya yaitu, biaya kas (uang) yang dikeluarkan untuk membeli asset yang bersangkutan ditambah dengan dengan biaya-biaya lain yang mau tidak mau melekat pada saat pembelian asset tersebut. Misalkan biaya impor / bea masuk mesin, PPn dari Impor Mesin, dan untuk kasus properti misalkan biaya broker atau biaya perantara.
Harga Nett Hotel


Secara harafiah NETT price sering diartikan sebagai harga “netto” dimana dalam keseharian kita memiliki arti sudah merupakan “harga pas” – sudah tidak dapat ditawar lagi! Namun, dalam bidang reservasi perhotelan istilah ini ternyata memiliki arti yang jauh berbeda.
Di Indonesia, usaha perhotelan dikenakan iuran pajak daerah yang besarannya bergantung dari pemda setempat, sebagai dampak dari kebijakan otonomi daerah. Tapi secara umum, pajak ini berada pada kisaran 10%. Terkadang pajak ini juga sering dianggap sebagai ganti dari PPN (Pajak Pertambahan Nilai), karena besarnya sama dengan PPN dan hotel tidak dikenakan PPN seperti halnya usaha perdagangan umum.
Secara umum, hotel juga mengenakan biaya pelayanan atau “service charge” sebesar 10% – 11%. Pendistribusian “service charge” ini juga bergantung dari sistem management masing-masing hotel dan salah satu rujukan nya ada pada Per. Menteri Tenaga Kerja 02/1999 (lebih detail dapat dilihat pada sumber referensi di bagian bawah artikel ini).
Bergantung dari tiap travel agent yang bersangkutan, sebagian ada yang memberikan penawaran harga tanpa memperhitungkan tambahan pajak dan biaya layanan ini, dan terkadang dapat membingungkan pelanggan karena perbedaan harga yang cukup besar (20%).
Untuk harga kamar yang sudah memperhitungkan/memasukkan pajak & biaya layanan, harga tersebut disebut sebagai nett price atau harga nett. Dengan istilah harga nett, pelanggan tidak perlu lagi bingung untuk membandingkan atau menghitung harga total yang harus dibayar. Harga Nett adalah harga total dengan tanpa tambahan biaya pajak ataupun biaya layanan tambahan.
1001malam.com selalu menerapkan harga nett dengan tujuan agar pelanggan tidak merasa tertipu dengan iklan harga-harga yang terlihat murah namun tidak. Semua harga kami merupakan harga total, sehingga customer tidak mendapatkan kejutan yang tidak menyenangkan dimana tambahan-tambahan tersebut baru muncul setelah reservasi dilakukan.